Jumat, 17 Desember 2010

PENGOLAHAN AIR LIMBAH

A. JENIS PENGOLAHAN
1. Pengolahan secara fisik
Pengolahan secara fisik tidak dapat dilakukan untuk banyak jenis limbah. Dalam pengolahan secara fisik, polutan akan dipisahkan dengan cara diendapkan. Hasil yang dicapai sangat terbatas dan memerlukan waktu yang cukup lama.
2. Pengolahan secara kimiawi
Pengolahan secara kimiawi dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia ke dalam air limbah. Dalam hal ini yang sangat penting adalah menentukan jenis bahan-bahan kimia yang diperlukan. Dalam pengolahan limbah secara kimiawi, waktu dan area yang diperlukan jauh lebih kecil dibandingkan pengolahan limbah secara fisik dan biologi. Air limbah yang mengandung zat-zat kimia termasuk logam berat, sangat tepat bila pengolahan limbah dilakukan secara kimiawi.
3. Pengolahan secara biologi
Pengolahan limbah secara biologi terutama memanfaatkan kerja mikroorganisme. Dalam pengolahan limbah secara biologi, polutan yang degradabel yang segera dapat dihilangkan. Polutan yang degredabel adalah makanan bagi bakteri, sehingga dalam waktu singkat bakteri akan berkembang biak dan menghabiskan makanan yang ada dalam air limbah. Proses penghancuran polutan secara biologi dapat dipercepat dengan memacu pertumbuhan bakteri.
B. SUMBER AIR LIMBAH
Untuk mengolah air limbah, selain data mengenai kepekatan limbah juga diperlukan data mengenai berapa rata-rata jumlah air limbah yang harus diolah. Agar jumlah air limbah yang akan diolah itu dapat diperkirakan, maka diperlukan data mengenai sumber air limbah. Data mengenai sumber air limbah dapat dipergunakan untuk memperkirakan jumlah rata-rata aliran air limbah dari berbagai jenis limbah.
            Sumber utama air limbah rumah tangga berasal dari perumahan, daerah perdagangan, perkantoran, dan tempat rekreasi. Air limbah rumah tangga yang berasal dair daerah perumahan biasanya diperkirakan melalui jumlah limbah yang dikeluarkan per orang. Jumlah limbah yang dibuang(dalam liter per hari per orang).
            Air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri tersebut. Untuk memperkirakan jumlah limbah yang berasal dari industri yang tidak mempergunakan proses basah sekitar 50 meter kubik per hektar per hari. Sebagai patokan dapat digunakan pertimbangan bahwa 85-95% dari jumlah air yang dipergunakan berupa air limbah, apabila industri tersebut tidak menggunakan hasil pengolahan air limbah untuk dapat dipergunakan kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi. 1999. Ilmu Lingkungan Industri. Jakarta: Gunadarma

Selasa, 14 Desember 2010

INDUSTRI

A. MASALAH LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI
Pertambahan penduduk yang cepat mempunyai implikasi pada berbagai bidang. Bertambahnya penduduk yang cepat ini mengakibatkan tekanan pada sector penyediaan fasilitas tenaga kerja yang tidak mungkin dapat ditampung dari sector pertanian. Maka untuk perluasan kesempatan kerja, sector industry perlu ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Peningkatan secara bertahap di berbagai bidang industri akan menyebabkan secara beransur-ansur tidak akan lagi bergantung kepada hasil produksi luar negeri dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
            Walaupun telah digariskan oleh pemerintah bahwa dalam peningkatan pembangunan industri hendaknya jangan sampai membawa akibat rusaknya lingkungan hidup, dalam kenyataannya yang lebih banyak diperhatikan dalam pendirian industri sekarang adalah keuntungan-keuntungan hasil produksinya. Sedikit sekali perhatian terhadap masalah lingkungan, sehingga pendirian industri tersebut akan mengakibatkan pencemaran lingkungan oleh hasil buangannya yang kadang-kadang diabaikan.
            Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan yang matang pada setiap pembangunan industri agar dapat diperhitungkan sebelumnya segala pengaruh aktivitas pembangunan industri tersebut terhadap lingkungan yang lebih luas. Dalam mengambil keputusan pendirian sesuatu perindustrian, selain keuntungan yang akan diperoleh harus pula secara hati-hati dipertimbangkan kelestarian lingkungan. Di bawah ini beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembangunan proyek industri terhadap lingkungan sekitarnya;
1.      Evaluasi pengaruh sosial ekonomi dan ekologi baik secara umum maupun khusus.
2.      Penelitian dan pengawasan lingkungan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dari sini akan didapatkan informasi mengenai jenis perindustrian yang cocok dan menguntungkan.
3.      Survey mengenai pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul pada lingkungan.
4.      Berdasarkan petunjuk-petunjuk ekologi dibuat formulasi mengenai criteria analisa biaya, keuntungan proyek, rancangan bentuk proyek dan pengelolaan proyek.
5.      Bila penduduk setempat terpaksa mendapat pengaruh negative dari pembangunan proyek industry ini, maka buatlah pembangunan alternative atau dicarikan jalan untuk kompensasi kerugian sepenuhnya.
Yang dimaksud dengan industrialisasi adalah pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Dan dalam pelaksanaannya mulai dari bahan baku, proses pengolahan maupun hasil akhir yang berupa hasil produksi dan hasil buangannya (sampah) banyak di antaranya terdiri dari bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan seperti bahan logam, bahan organis, bahan korosif, bahan-bahan gas dan lain-lain bahan yang berbahaya baik untuk pekerja maupun masyarakat di sekitar proyek industri tersebut.
B. PERLINDUNGAN MASYARAKAT SEKITAR PERUSAHAAN INDUSTRI
Masyarakat sekitar suatu perusahaan industri harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan oleh industrialisasi dari kemungkinan pengotoran udara, air, makanan, tempat sekitar dan lain-lain oleh sampah, air bekas dan udara dari perusahaan-perusahaan industri.
            Semua perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan adanya pencemaran lingkungan, dimana segala macam hasil buangan sebelum dibuang harus betul-betul bebas dari bahan yang bisa meracuni.
            Untuk maksud tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu industri harus diolah dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan ini tergantung dari bahan apa yang dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun bisa dengan pembakaran atau dengan cara pencuciaan melalui proses kimia sehingga uap/ udara yang keluar bebas dari bahan-bahan yang berbahaya. Untuk udara atau air buangan yang mengandung partikel/bahan beracun, bisa dengan cara pengendapan, penyaringan atau secara reaksi kimia sehingga bahan yang keluar tersebut menjadi bebas dari bahan-bahan yang berbahaya.
Pemilihan cara ini pada umumnya didasarkan atas faktor-faktor:
a.      Bahaya tidaknya bahan-bahan buangan tersebut.
b.      Besarnya biaya agar secara ekonomi tidak merugikan perusahaan
c.       Derajat efektifnya cara yang dipakai.
d.      Kondisi lingkungan setempat.
Selain oleh bahan-bahan buangan, masyarakat juga harus terlindungi dari bahaya-bahaya oleh karena produk-produknya sendiri dari suatu industri. Dalam hal ini pihak konsumen harus terhindar dari kemungkinan keracunan atau terkenanya penyakit oleh hasil-hasil produksi. Karena itu sebelum dikeluarkan dari perusahaan, produk-produk ini perlu pengujian terlebih dahulu secara seksama dan teliti apakah tidak akan merugikan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi. 1999. Ilmu Lingkungan Industri. Jakarta: Gunadarma

Jumat, 19 November 2010

PERTAMBANGAN

MASALAH LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN PERTAMBANGAN/ENERGI
Menurut jenis yang dihasilkan di Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak dan gas bumi; logam-logam mineral seperti timah putih, emas, nikel, tembaga, mangan, air raksa, besi, belerang dan lain-lain.
Pengembangan dan pemanfaatan energi perlu secara bijaksana baik itu untuk keperluan ekspor maupun untuk pengguna dalam negara serta kemampuan penyediaan energi secara strategis dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian energi yang penggunaannya terus meningkat, sedang jumlah persediaannya terbatas. Karena itu perlu adanya pengembangan sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara, tenaga air, tenaga angin, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir dan sebagainya.
Pencemaran lingkungan sebagai akibat pengelolaan pertambangan umumnya disebabkan oleh faktor kimia, faktor fisik dan faktor biologis. Pencemaran ini biasanya lebih daripada di luar pertambangan, keadaan tanah, air dan udara setempat dari tambang mempunyai pengaruh yang timbal balik dengan lingkungannya. Sebagai contoh misalnya pencemaran lingkungan oleh CO sangat dipengaruhi oleh kerenggangan udara, pencemaran oleh tekanan panas tergantung kepada suhu, kelembaban dan aliran udara setempat.
Suatu pertambangan yang lokasinya jauh dari masyarakat atau daerah industri bila dilihat dari sudut pencemaran lingkungan lebih menguntungkan daripada lebih dekat dengan pemukiman masyarakat umum atau daerah industri. Selain itu jenis suatu tambang juga menentukan jenis dan bahaya yang bisa timbul pada lingkungan. Akibat pencemaran pertambangan batu bara akan berbeda dengan pertambangan mangan atau pertambangan gas atau minyak bumi. Keracunan mangan karena menghirup debu mangan akan menimbulkan gejala sukar tidur, nyeri dan kejang-kejang otot, ada gerakan-gerakan tubuh di luar kesadaran, kadang-kadang ada gangguan bicara dan impotensi.
Dalam rangka menghindarkan terjadinya pencemaran dan gangguan keseimbangan ekosistem baik itu yang berada di dalam lingkungan pertambangan maupun di luar lingkungan sekitarnya, maka perlu adanya pengawasan lingkungan terhadap:
1.       Cara pengolahan dan pembangunan pertambangan.
2.       Kecelakaan di pertambangan.
3.       Penyehatan lingkungan pertambangan.
4.       Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul.
PENYEHATAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
Yang dimaksud lingkungan pertambangan adalah lingkungan dalam tambang sendiri dan lingkungan di luar tambang seperti tempat pemukiman pekerja dan keluarganya khususnya dan masyarakat umum pada umumnya.
Pada lingkungan tambang sendiri penyehatan lingkungan dapat dilakukan dengan penerangan yang baik yang sangat berguna sebagai pencegah kecelakaan; ventilasi yang baik agar kadar debu di udara tambang berkurang, selain cara pengeboran basah yang juga akan mengurangi jumlah debu bebas di udara; sanitasi yang baik untuk menghilangkan wabah-wabah penyakit perut dan cacing di antara pekerja.
Pada lingkungan di luar pertambangan perlu adanya sanitasi yang baik berupa penyediaan air minum, pembuang kotoran, pemberantasan nyamuk, perumahan yang baik, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi. 1999. Ilmu Lingkungan Industri. Jakarta: Gunadarma

Sabtu, 13 November 2010

PENGEMBANGAN ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN

MUTU LINGKUNGAN HIDUP
Pengertian mutu lingkungan hidup merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Tidaklah mudah untuk menentukan apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan, oleh karena persepsi orang mengenai mutu lingkungan berbeda-beda. Pengelolaan lingkungan untuk mendapatkan kondisi optimum, didasarkan pada pertimbangan untung rugi. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka mutu lingkungan dapatlah diartikan sebagai kondisi lingkungan dalam hubungannya dengan mutu hidup. Makin tinggi derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, makin tinggi pula derajat mutu lingkungan tersebut dan sebaliknya.
HUBUNGAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PEMBANGUNAN
Karena peningkatan usaha pembangunan maka akan terjadi pula peningkatan penggunaan sumber daya untuk menyokong pembangunan dan timbul permasalahan-permasalahan dan lingkungan hidup manusia. Dalam pembangunan, sumber daya alam merupakan komponen yang penting dimana sumber daya alam ini memberikan kebutuhan azasi bagi kehidupan. Proses pembangunan mempunyai akibat-akibat yang lebih luas terhadap lingkungan hidup manusia, baik akibat langsung maupun akibat sampingan seperti pengurangan sumber kekayaan alam secara kuantitif dan kualitatif, pencemaran biologis, pencemaran kimiawi, gangguan fisik dan gangguan sosial budaya. Kerugian-kerugian dan perubahan-perubahan terhadap lingkungan perlu diperhitungkan dengan keuntungan yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu proyek pembangunan. Baru setelah itu disusun pedoman-pedoman kerja yang jelas bagi berbagai kegiatan pembangunan baik berupa industry atau bidang lain, yang memperhatikan faktor perlindungan lingkungan hidup manusia.

Sabtu, 06 November 2010

KEPENDUDUKAN

LANDASAN
1. Falsafah
Masalah kependudukan sudah menjadi perhatian manusia. Para negarawan maupun kelompok ahli sudah sering memperbincangkan tentang besarnya jumlah penduduk yang seimbang berdasarkan pertimbangan politik, militer dan faktor social ekonomi.
                Robert Malthus pada abad ke- 18 dengan teorinya yang menyatakan bahwa penduduk yang banyak merupakan penyebab kemiskinan, karena laju pertumbuhan yang mengikuti deret ukur yang tak akan pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya mengikuti deret hitung.
                Teori Malthus  tersebut berdasar kepada dua gagasan utama: (1) manusia selalu membutuhkan sandang pangan untuk hidup dan (2) nafsu seksual antara 2 jenis kelamin akan selalu ada dan tidak berubah sifatnya.
                Ketidakseimbangan pertambahan penduduk dengan pertambahan produksi pangan sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Dimana lingkungan hidup diperas dan dikuras untuk memenuhi lingkungan hidup. Akibatnya lingkungan hidup makin berkurang produktivitasnya.
2. Konsep
Dalam arti luas, populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami tempat tertentu. Dalam tulisan ini istilah populasi hanya ditujukan untuk manusia saja.
                Dalam rangka mempelajari penduduk, kita dapat mengadakan pendekatan secara demografi, yaitu mengenai jumlahnnya, mengenai ciri-cirinya seperti umur dan jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pendidikan dan pekerjaan, serta distribusi tempat tinggalnya. Perubahan jumlah, ciri serta distribusi, ciri serta distribusi tersebut dapat disebabkan karena adanya perubahan kelahiran (fertilitas), kematian(mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi). Pengetahuan demografi diperoleh dari informasi yang dikumpulkan melalui sensus, registrasi vital dan survei penduduk.
                Di samping memuat data nyata, penduduk merupakan media dinamik tentang tingkah laku masyarakat yang perlu mendapat penelitian dan panafsiran secara sosiologi. Oleh karena itu, untuk mendapat penafsiran yang benar, seringkali gejala-gejala demografi harus diteropong pula dari berbagai ilmu seperti geografi, biologi, ekonomi, dan lainnya. Peneropongan dari berbagai ilmu ini merupakan cakupan dari ilmu kependudukan.
3. Permasalahan
Permasalahan kependudukan di Indonesia adalah pada kecepatan pertambahan penduduk Indonesia yang mencapai 2,3 persen per tahun. Hal tersebut bisa dianggap bukan merupakan masalah jika tidak diketahui kondisi demografis lainnya. Misalnya, dengan jumlah penduduk sebesar 147 juta jiwa pada tahun 1980 dan pertumbuhan sebesar 2,3 persen, maka jumlah tersebut akan menjadi mendekati 300 juta jiwa pada tahun 2010. Apakah sarana dan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyat dapat mengimbangi perkembangan jumlah itu?
                Ada beberapa pendekatan yang perlu dipertimbangan untuk memecahkan masalah kependudukan di Indonesia:
1.            Pendekatan untuk mengurangi  atau menghilangkan masalah-masalah atau fenomena kependudukan yang kita rasakan sebagai gangguan baik dalam kaitannya dengan segi kehidupan ideologi, politis,ekonomis, sosial budaya, hankam, maupun segi-segi kehidupan dalam kaitannya dengan penggunaan sumber-sumber alam dan lingkungan hidup.
2.            Pendekatan untuk mempengaruhi subsistem-subsistem pokok dari sistem demografik, yaitu subsistem-subsistem fertilitas, mortalitas dan mobilitas. Pendekatan ini langsung tertuju pada sebab-sebab yang pokok, dan pendekatan ini bersifat kausal. Sistem fertilitas secara langsung adalah pelayanan keluarga berencana, mortalitas dapat dipengaruhi dengan program-program kesehatan dan mobilitas dapat dipengaruhi dengan program transmigrasi dan pembangunan daerah.
3.            Pendekatan sistematis dan kausal yang dilaksanakan secara bersama-sama berdasarkan kepada dimensi pendekatan inilah kita perlu menciptakan karakteristik penduduk tertentu yang kita kehendaki .
4. Kebijaksanaan Kependudukan
Kebijaksanaan kependudukan merupakan gejala yang relatif baru. Kebijakansanaan itu meliputi penyediaan lapangan pekerjaan untuk penduduk yang menghendakinya, memberikan kesempatan pendidikan, meningkatkan kesehatan serta usaha-usaha menambah kesejahteraan penduduk lainnya.
5. Sumber Kebijaksanaan
Secara terperinci mengenai kebijaksanaan kependudukan dinyatakan dalam GBHN sebagai berikut:
a.       Kebijaksanaan kependudukan yang menyeluruh dan terpadu perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan serta diarahkan untuk menunjang peningkatan taraf hidup, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa.
b.      Pelaksanaan kebijaksanaan dan program-program kependudukan yang meliputi antara lain pengendali kelahiran, penurunan tingkat kematian anak-anak, perpanjangan harapan hidup, penyebaran penduduk dan tenaga kerja.
c.       Program keluarga berencana bertujuan ganda, ialah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera.
d.      Dalam rangka mengendalikan pertumbuhan penduduk, perlu diambil langkah-langkah untuk mempercepat turunnya tingkat kelahiran.
e.      Jumlah peserta keluarga berencana perlu makin ditingkatkan atas dasar kesadaran sdcara sukarela dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
f.        Penanganan dan pendidikan mengenai masalah kependudukan bagi seluruh lapisan masyarakat baik wanita maupun pria, terutama generasi muda.
PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP
Penyebab meningkatnya penyakit dan kematian di dunia sekarang ini antara lain perubahan yang dibuat manusia dalam lingkungan hidupnya. Perubahan ini timbul dari teknologi modern, pertambahan penduduk dan kebutuhan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dapat bermacam-macam, menakutkan dan tidak pandang bulu; mereka yang kaya dan miskin bisa menjadi korbannya. Tanpa membedakan usia, jenis kelamin atau status sosialnya. Dengan bertambahnya penduduk, masalah kesehatan sering meningkat, salah satu akibat yang mencolok dari angka kelahiran yang tinggal di negara-negara berkembang adalah berkembangnya kota-kota. Dengan kehidupan kota, timbul pula penyakit perkotaan. Makin banya penduduk berpusat di kota-kota menyebabkan makin meningkatnya polusi, melebihi kemampuan usaha manusia maupun alam dalam membersihkan air dan udara.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi. 1999. Ilmu Lingkungan Industri. Jakarta: Gunadarma

Kamis, 04 November 2010

SUMBER DAYA ALAM

KARAKTERISTIK EKOLOGIS SUMBER DAYA ALAM
Kegiatan pembangunan membawa berbagai tingkat perubahan terhadap ekosistem, tetapi selalu diatur oleh pembatasan ekologis yang bekerja dalam suatu ekosistem alami tersebut. Hubungan antara pelestarian ekosistem dan perubahan demi pembangunan ada 3 prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.       Kebutuhan untuk memperhatikan kemampuan untuk membuat pilihan penggunaan sumber daya alam di masa depan.
2.       Kenyataan bahwa peningkatan pembangunan pada daerah-daerah pertanian tradisional yang telah terbukti berproduksi baik mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh pengembalian modal yang lebih besar dibanding daerah yang baru.
3.       Kenyataan bahwa penyelamatan masyarakat biotis dan sumber daya alam yang khas merupakan langkar pertama yang logis dalam pembangunan daerah baru, dengan alasan bahwa sumber alam tersebut tidak dapat tergantikan dalam arti pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia , dan kontribusi jangka panjang terhadap kemantapan dan produktivitas daerah. (Dasman 1973)
Tanah Sebagai Sumberdaya Alam
Tanah merupakan kumpulan di tubuh alam di atas permukaan bumi yang mengandung benda-benda hidup dan mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Lapisan teratas permukaan tanah biasanya mengandung banyak bahan organic dan berwarna gelap karena akumulasi bahan organic, lapisan ini merupakan lapisan utama yang disebut lapisan olah. Lapisan dibawah olah dikenal dengan lapisan bawah yang juga dipengaruhi oleh hancuran iklim tetapi tidak seintensif yang dialami lapisan olah dan mengandung lebih sedikit bahan organik. Melalui tindakan-tindakan pengolahan yang tepat dan pengembalian bahan organik keadaan fisik tanah dapat dimodifikasi.
Air Sebagai Sumberdaya Alam
Air merupakan salah satu sumber alam yang mulai terasa pengaruhnya pada bidang pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia. Di bidang pertanian kekurangan air menjadi hambatan utama, sedangkan kebutuhan air akan meningkat karena pertambahan penduduk, peningkatan kegiatan pertanian, industri, pertambangan, serta meluasnya tempat-tempat pemukiman. Sedangkan penyediaan air dari aliran berkurang karena kemampuan hutan, bumi dan tanah kita menahan air hujan makin berkurang. Kebutuhan manusia akan air menjadi sangat nyata bila dikaitkan dengan empat hal yaitu (1) pertambahan penduduk, (2) kebutuhan makanan, (3) peningkatan industrialisasi dan (4) perlindungan ekosistem terhadap teknologi.
Cuaca Dan Iklim Sebagai Faktor Penunjang Sumberdaya Alam Dan Lingkungan
Cuaca dan iklim berfluktuasi dan berubah karena alam, dan juga karena manusia. Perubahan karena manusia berpangkal dari pertambahan penduduk yang menyebabkan bertambahnya jumlah energi secara langsung ke dalam udara, pembukaan tanah yang menyebabkan terjadinya perubahan permukaan bumi, pengotoran udara yang menyebabkan terjadinya perubahan energi baik yang menuju atau yang keluar dari permukaan bumi.
Pertambahan jumlah penduduk dan segala kegiatannya tidak mungkin dicegah, kegiatan pembangunan tidak mungkin dihentikan. Lebih dari itu perubahan alam juga tidak mungkin dihindari, oleh karena itu perubahan cuaca dan iklim pasti terjadi, namun yang perlu diusahakan adalah agar perubahan tersebut sekecil-kecilnya sehingga tidak menjadi bencana.
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Lingkungan tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas. Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada di dalamnya disebut daya dukung lingkungan. Sehubungan dengan daya dukung lingkungan, maka dunia tidak dapat menyangga jumlah manusia yang tanpa batas. Apabila daya dukung lingkungan itu terlampaui maka manusia akan mengalami berbagai kesulitan.
Daya dukung lingkungan ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor biofisik maupun sosial-budaya-ekonomi. Kedua faktor itu saling mempengaruhi.
Faktor biofisik penting, karena menentukan daya dukung lingkungan ialah proses ekologi yang merupakan sistem pendukung kehidupan dan keanekaan jenis yang merupakan sumber daya gen, misalnya hutan adalah salah satu faktor ekologi dalam sistem pendukung kehidupan. Hutan melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen yang kita perlukan untuk pernapasan kita.
Faktor sosial budaya juga mempunya peranan yang sangat penting, bahkan menentukan daya dukung lingkungan, sebab akhirnya manusialah yang menentukan apakah pembangunan akan berjalan terus atau berhenti.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi. 1999. Ilmu Lingkungan Industri. Jakarta: Gunadarma

Minggu, 26 September 2010

EKOLOGI DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Lingkup ekologi
Istilah ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan logos. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Istilah ini mula-mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Tetapi jauh sebelurmya, studi dalam bidang-bidang yang sekarang termasuk dalam ruang lingkup ekologi telah dilakukan oleh para pakar.

 Ekologi merupakan cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi. Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistein, hingga biosfer. Studi-studi ekologi dikelompokkan ke dalam autekologi dan sinekologi.


Azas-azas pengelolaan lingkungan
Adapun asas-asas yang mencakup secara jelas mengenai sumber daya alam dalam hal pengelolaan yaitu:
1.       Asas tanggung jawab negara
Asas tanggung jawab negara merupakan perwujudan dari prinsip negara sebagai organisasi kekuasaan (politik), berkewajiban melindungi warga negara atau penduduknya, teritorial dan semua kekayaan alam serta harta benda dari negara dan penduduknya.

2.       Asas manfaat
Asas manfaat, mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Asas manfaat ini diartikan sebagai sebuah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi kini serta generasi mendatang.

3.       Asas keadilan
Prinsip keadilan meliputi aspek-aspek kesejahteraan rakyat, pemerataan, pengakuan kepemilikan masyarakat adat, pluralisme hukum, dan perusak membayar.

4.       Asas keseimbangan
Pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia.

5.       Asas berkelanjutan
Asas berkelanjutan mengandung makna setiap orang memikul kewajibannya dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang, dan terhadap sesamanya dalam satu generasi, untuk terlaksananya kewajiban dan tanggung jawab tersebut, maka kemampuan lingkungan hidup, harus dilestarikan.


Permasalahan keterbatasan SDA dalam pembangunan
Keterbatasan sumber daya alam secara tidak langsung akan menghambat laju pembangunan. Misalnya, semakin menipis minyak mentah di bumi, maka akan semakin mahal harga minyak di seluruh dunia. Hal ini mengakibatkan tersendatnya pembangunan di berbagai sektor.

Peran teknologi dalam pengelolaan SDA
Dengan meningkatnya perkembangan teknologi, pengelolaan sumber daya alam akan lebih efektif. Manusia tidak akan bergantung lagi kepada sumber daya yang tidak dapat atau dapat diperbaharui dalam jangka waktu yang sangat lama. Misalnya, ketika cadangan minyak bumi semakin menipis maka manusia akan memanfaatkan teknologinya untuk menemukan sumber daya lain seperti sinar matahari, bio fuel, gas alam, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA