LANDASAN
1. Falsafah
Masalah kependudukan sudah menjadi perhatian manusia. Para negarawan maupun kelompok ahli sudah sering memperbincangkan tentang besarnya jumlah penduduk yang seimbang berdasarkan pertimbangan politik, militer dan faktor social ekonomi.
Robert Malthus pada abad ke- 18 dengan teorinya yang menyatakan bahwa penduduk yang banyak merupakan penyebab kemiskinan, karena laju pertumbuhan yang mengikuti deret ukur yang tak akan pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya mengikuti deret hitung.
Teori Malthus tersebut berdasar kepada dua gagasan utama: (1) manusia selalu membutuhkan sandang pangan untuk hidup dan (2) nafsu seksual antara 2 jenis kelamin akan selalu ada dan tidak berubah sifatnya.
Ketidakseimbangan pertambahan penduduk dengan pertambahan produksi pangan sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Dimana lingkungan hidup diperas dan dikuras untuk memenuhi lingkungan hidup. Akibatnya lingkungan hidup makin berkurang produktivitasnya.
2. Konsep
Dalam arti luas, populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami tempat tertentu. Dalam tulisan ini istilah populasi hanya ditujukan untuk manusia saja.
Dalam rangka mempelajari penduduk, kita dapat mengadakan pendekatan secara demografi, yaitu mengenai jumlahnnya, mengenai ciri-cirinya seperti umur dan jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pendidikan dan pekerjaan, serta distribusi tempat tinggalnya. Perubahan jumlah, ciri serta distribusi, ciri serta distribusi tersebut dapat disebabkan karena adanya perubahan kelahiran (fertilitas), kematian(mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi). Pengetahuan demografi diperoleh dari informasi yang dikumpulkan melalui sensus, registrasi vital dan survei penduduk.
Di samping memuat data nyata, penduduk merupakan media dinamik tentang tingkah laku masyarakat yang perlu mendapat penelitian dan panafsiran secara sosiologi. Oleh karena itu, untuk mendapat penafsiran yang benar, seringkali gejala-gejala demografi harus diteropong pula dari berbagai ilmu seperti geografi, biologi, ekonomi, dan lainnya. Peneropongan dari berbagai ilmu ini merupakan cakupan dari ilmu kependudukan.
3. Permasalahan
Permasalahan kependudukan di Indonesia adalah pada kecepatan pertambahan penduduk Indonesia yang mencapai 2,3 persen per tahun. Hal tersebut bisa dianggap bukan merupakan masalah jika tidak diketahui kondisi demografis lainnya. Misalnya, dengan jumlah penduduk sebesar 147 juta jiwa pada tahun 1980 dan pertumbuhan sebesar 2,3 persen, maka jumlah tersebut akan menjadi mendekati 300 juta jiwa pada tahun 2010. Apakah sarana dan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyat dapat mengimbangi perkembangan jumlah itu?
Ada beberapa pendekatan yang perlu dipertimbangan untuk memecahkan masalah kependudukan di Indonesia:
1. Pendekatan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah-masalah atau fenomena kependudukan yang kita rasakan sebagai gangguan baik dalam kaitannya dengan segi kehidupan ideologi, politis,ekonomis, sosial budaya, hankam, maupun segi-segi kehidupan dalam kaitannya dengan penggunaan sumber-sumber alam dan lingkungan hidup.
2. Pendekatan untuk mempengaruhi subsistem-subsistem pokok dari sistem demografik, yaitu subsistem-subsistem fertilitas, mortalitas dan mobilitas. Pendekatan ini langsung tertuju pada sebab-sebab yang pokok, dan pendekatan ini bersifat kausal. Sistem fertilitas secara langsung adalah pelayanan keluarga berencana, mortalitas dapat dipengaruhi dengan program-program kesehatan dan mobilitas dapat dipengaruhi dengan program transmigrasi dan pembangunan daerah.
3. Pendekatan sistematis dan kausal yang dilaksanakan secara bersama-sama berdasarkan kepada dimensi pendekatan inilah kita perlu menciptakan karakteristik penduduk tertentu yang kita kehendaki .
4. Kebijaksanaan Kependudukan
Kebijaksanaan kependudukan merupakan gejala yang relatif baru. Kebijakansanaan itu meliputi penyediaan lapangan pekerjaan untuk penduduk yang menghendakinya, memberikan kesempatan pendidikan, meningkatkan kesehatan serta usaha-usaha menambah kesejahteraan penduduk lainnya.
5. Sumber Kebijaksanaan
Secara terperinci mengenai kebijaksanaan kependudukan dinyatakan dalam GBHN sebagai berikut:
a. Kebijaksanaan kependudukan yang menyeluruh dan terpadu perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan serta diarahkan untuk menunjang peningkatan taraf hidup, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa.
b. Pelaksanaan kebijaksanaan dan program-program kependudukan yang meliputi antara lain pengendali kelahiran, penurunan tingkat kematian anak-anak, perpanjangan harapan hidup, penyebaran penduduk dan tenaga kerja.
c. Program keluarga berencana bertujuan ganda, ialah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera.
d. Dalam rangka mengendalikan pertumbuhan penduduk, perlu diambil langkah-langkah untuk mempercepat turunnya tingkat kelahiran.
e. Jumlah peserta keluarga berencana perlu makin ditingkatkan atas dasar kesadaran sdcara sukarela dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
f. Penanganan dan pendidikan mengenai masalah kependudukan bagi seluruh lapisan masyarakat baik wanita maupun pria, terutama generasi muda.
PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP
Penyebab meningkatnya penyakit dan kematian di dunia sekarang ini antara lain perubahan yang dibuat manusia dalam lingkungan hidupnya. Perubahan ini timbul dari teknologi modern, pertambahan penduduk dan kebutuhan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dapat bermacam-macam, menakutkan dan tidak pandang bulu; mereka yang kaya dan miskin bisa menjadi korbannya. Tanpa membedakan usia, jenis kelamin atau status sosialnya. Dengan bertambahnya penduduk, masalah kesehatan sering meningkat, salah satu akibat yang mencolok dari angka kelahiran yang tinggal di negara-negara berkembang adalah berkembangnya kota-kota. Dengan kehidupan kota, timbul pula penyakit perkotaan. Makin banya penduduk berpusat di kota-kota menyebabkan makin meningkatnya polusi, melebihi kemampuan usaha manusia maupun alam dalam membersihkan air dan udara.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi. 1999. Ilmu Lingkungan Industri. Jakarta: Gunadarma